Apakah Kamu Bangga Sebagai
Mahasiswa/Alumni UKI??
Ketika ada orang
yang bertanya kepada saya, kamu kuliah di mana? Maka saya dengan mantap
menjawab, “saya kuliah di UKI”. Kemudian ketika saya ditanya lagi apakah kamu
bangga sebagai mahasiswa atau alumni UKI??? Saya terdiam dan merenung sejenak.
Pertanyaan yang sederhana tetapi sulit untuk saya jawab. Kenapa???
Pada awalnya
saya kuliah di UKI tahun 2007, saya sangat senang dan bangga sebagai mahasiswa
UKI, karena bagi saya kuliah di UKI adalah suatu anugerah Tuhan yang luar
biasa, karena tidak semua orang bisa kuliah dan mau kuliah di kampus UKI. UKI
yang terkenal dengan tawurannya dan sejumlah kasus narkoba lainnya pada masa
silam. Namun, setelah saya kuliah saya tidak pernah mendengar ada mahasiswa UKI
yang terlibat narkoba atau tindak kejahatan lainnya. Sewaktu saya di jalan saya
sering mendengar ada orang yang mencibir atau mengatakan yang jelek tentang
kampus UKI, tetapi saya dengan mantap mengatakan itu dulu sekarang beda, karena
UKI sudah jauh berubah dan lebih baik dari yang dulu. Saya berusaha selalu
membawa nama baik UKI di manapun saya berada, dan saya semakin semangat untuk
belajar di UKI, sampai akhirnya saya menyelesaikan kuliah saya di UKI tepat
pada tanggal 23 Agustus 2011, di mana saya dan sejumlah mahasiswa lainnya
mengikuti ujian skripsi. Puji Tuhan semua dinyatakan lulus.
Proses demi
proses saya lalui untuk bisa mencapai hari yang dinanti-nantikan yaitu wisuda.
Dengan pertolongan Tuhan Yesus saya bisa melewati semuanya dengan baik. Dengan menyelesaikan
semua administrasi dan persyaratan yang diperlukan lainnya, walaupun sudah
terlalu cape rasanya untuk bisa mencapai hari kelegaan itu (wisuda). Akan
tetapi, pada tanggal 14 oktober lalu di mana saya dan teman-teman akan
mengambil toga dan kelengkapan wisuda lainnya, kaprodi saya kasih tahu kepada
saya yang pada intinya adalah bahwa, walaupun IPK saya paling tinggi di Prodi PAK UKI Jakarta, tetapi yang dipilih sebagai mahasiswa berprestasi nanti ternyata bukan
saya, alasannya karena saya adalah mahasiswa pindahan, bukan murni mahasiswa
reguler UKI. Dan itu adalah peraturan tidak tertulis di UKI, Saya tersentak
dalam hati, walaupun saya tidak menunjukkannya di depan kaprodi saya, dan saya
berusaha dengan lapang dada menerimanya, walaupun sangat sulit. Yang terlintas
dipikiran saya ternyata selama ini saya saja yang menganggap diri saya sebagai
mahasiswa UKI, kenyataannya UKI sendiri tidak menganggap saya sebagai
mahasiswanya, UKI hanya menganggap saya sebagai mahasiswa titipan/pindahan
saja. Buktinya IPK tinggi saya tidak dihargai di UKI. Ternyata saya salah
menilai UKI selama ini. Pantasan saja saya pikir orang-orang di luar sana
banyak sekali yang menceritakan kejelekan UKI ketimbang kebaikannya. Makanya
ketika saya di tanya apakah kamu bangga sebagai mahasiswa/alumni UKI?? Saya
hanya menjawab saya hanya bangga sebagai anak Tuhan bukan sebagai
mahasiswa/alumni UKI. Tidak ada yang saya banggakan dari UKI, karena UKI yang
selama ini saya bela-belain, ternyata mengecewakan saya. Jujur saja saya selama
ini berusaha untuk berprestasi dalam belajar, dengan IP tidak pernah kurang
dari 3,75. Harapan saya adalah mau membuktikan kepada orang-orang di luar sana
bahwa UKI itu lebih baik, bahwa UKI itu tidak seburuk yang mereka pikirkan,
buktinya saya bisa meraih prestasi berarti belajar di UKI aman, karena banyak
orang mengira belajar di UKI tidak aman, karena sering tawuran dan lain
sebagainya. Akan tetapi, semuanya menjadi sia-sia. Ternyata UKI yang saya
impikan tidak seperti kenyataan yang saya alami. UKI malah membuat saya
kecewa...KECEWA KECEWA DAN KECEWA. UKI DISKRIMINATIF... UKI DISKRIMINATIF...UKI
DISKRIMINATIF. Harapan saya semoga hanya saya saja yang dikecewakan oleh UKI,
semoga yang lainnya yang belum masuk UKI tidak mengalami apa yang saya alami.
Mungkin anda pernah dikecewakan oleh orang lain, atau oleh siapapun itu. Bila
anda pernah dikecewakan anda akan merasakan sakitnya bila dikecewakan. Dari
pengalaman saya kuliah di UKI ini saya semakin tahu bahwa manusia ataupun
organisasi/lembaga bisa bahkan sering membuat kecewa, tetapi Tuhan Yesus tidak
pernah membuat kita kecewa. Saya yakin betul bahwa Tuhan Yesus tidak pernah
menutup mata dan telinga akan setiap kekecewaan kita yang senantiasa berharap
dan mengandalkan Dia.